Minggu, 23 Maret 2014

Cannibal Link (Part 3)

Saat ini, aku sudah sampai di depan rumah Christine yang mewah nan elegan. Aku mengeluarkan HP untuk meng-SMS Christine.

Monday, 18th April 2020 - Sunny Day! - Indonesia

Christine, aku sudah sampai di depan rumahmu sekarang. Kamu dimana? Kok gerbang rumahmu tertutup rapat? Maaf mengganggu, Chris. Thanks

From: Aurora Cherrylia McQueenRy

Setelah mengirim pesan singkat ke Christine, aku segera memasukkan handphone ke dalam saku kecilku. Berjalan melihat-lihat rumah Christine yang tampak kosong. Tetapi, aku yakin, walaupun Christine mempunyai rumah mewah, ia tak sombong sama sekali. Bahkan, dia disenangi banyak orang, termasuk aku, sahabatnya. Sebenarnya, aku rindu papa yang sudah bekerja lama di luar negeri selama 2 tahun lebih. Kata papa, beliau tidak bisa pulang hari ini karena sangat sibuk di kantornya. Aku sangat sedih karena di saat ulang tahunku, tidak ada sosok papa yang menemani anaknya. Tadi, mama pun juga pamit mau pergi ke rumah nenek, alasannya nenek baru sakit. Dan, kak Chilva pergi begitu saja tanpa pamit. Aku tak menyangka mereka semua pergi meninggalkanku di saat-saat kebahagiaanku ini. Sudahlah, forgeted saja. Aku yakin, semua akan kembali normal, seperti biasanya.

Kling, kling! Suara notifikasi pesan singkat terdengar dari dalam sakuku. Kuraih HP yang terselip di saku, dan kubuka SMS-nya.

Monday, 18th April 2020 - Sunny Day!

Oh, baguslah kamu sudah sampai. Aku tak heran kau cepat sekali. Kujemput kamu di depan. Jangan harap kita akan bersenang-senang di dalam!

From: Christine Levinia Angelica

Astaga! Christine benar-benar berubah! Tak sepantasnya ia begitu padaku! Pada sahabatnya sendiri! Ia benar-benar berubah dalam waktu singkat! Aku sangat sedih, sebenarnya. Tetapi, mau bagaimana lagi? Aku berjalan lesu mendekati gerbang rumah mewah Christine. Satu detik selanjutnya, Christine muncul dari balik gerbang. "Masuk!" perintahnya ketus. Aku mengangguk sedih. Ia bahkan tak sama sekali menggandeng tanganku. Menyentuhnya saja tidak! Aku berjalan di belakang Christine setelah ia menutup gerbang rumahnya.

Lalu, Christine pun membuka pintu rumahnya. Krieet! Aku mengikutinya ke ruang tamu. Ruang tamu milik keluarga Christine sangatlah besar. Lengkap dengan AC, meja kaca, kursi mewah, dan dinding bercorak bunga berwarna hitam legam. Sangat elegan. Dan, tak lupa karpet beledu berwarna hijau tua menyelimuti lantai. "Kamu tunggu sini, aku akan ke dapur dulu," pamitnya. Ia langsung pergi. Aku melihat-lihat foto Christine semasa kecil yang terpampang jelas di atas meja televisi dan dinding. Christine amatlah cantik dan imut waktu kecil. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba saja ada seseorang yang menutup mataku erat dengan sapu tangan atau sejenisnya. Aku meronta-ronta dengan keras agar dapat terlepas dari sapu tangan itu. Tetapi sayang, aku kewalahan karena ikatan itu sangat kuat dan tanganku digenggam erat. Akhirnya, aku ikut saja kemana orang itu membawaku pergi.

Hanya beberapa langkah dari ruang tamu, kami pun berhenti sejenak. Aku mulai berpikiran negatif karena aku takut kalau ternyata saat aku membuka mata, aku diculik. Bagaikan ada beribu pisau menusuk tubuhku secara bersamaan jika tahu aku diculik. Dengan lembut, ikatan tadi yang menutup mataku dilepas. Aku mulai memperjelas penglihatanku. Dan.... "SURPRISE!" Aku sangat terkejut dan terharu karena semua orang, termasuk mama, papa, kak Chilva, tante Dhea, paman Sam, Christine, Cecillia, tante Misella, Riska, Mayra, Putri, Indah, Angel, Olivia, Hallie, dan lain sebagainnya ada di halaman belakang rumah Christine. Mereka semua berkumpul untuk memberikanku kejutan di hari ulang tahunku. Aku sangat terharu. Sangat...sangat terharu. Awalnya, kukira mereka semua benar-benar marah padaku. Eh, ternyata ini hanya sandiwara mereka saja. Akhir yang bahagia pada hari ini. Mereka semua memberikanku ucapan selamat dan memberikan kado yang amat banyak.

Pertama-tama, aku memeluk papaku dulu, karena sudah hampir 5 tahun kami tidak bertemu. "Papaaaaa!" jeritku lirih. Aku tak kuasa menahan tangisan haruku. "Papa... Aku kangen papa... 5 tahun kita tak berjumpa, Pa... Aku kangen banget sama papa... Terima kasih ya, Pa, sudah datang di acara ulang tahunku ini...," ucapku terbata-bata karena menangis. "Iya, Sayang... Papa juga kangen Cherryl... Sama-sama, Sayang...," papa pun ikut menangis juga. Mama dan kak Chilva ikut memeluk kami berdua. Inilah keluargaku yang utuh. Ada mama, papa, kak Chilva, dan tentunya aku - Cherryl. Acara tangis-menangis sudah selesai. Sekarang, ganti acara potong kue dan tiup lilin. Pertama, aku meniup lilin dibantu oleh papa, mama, dan kak Chilva. Saat bahagia itu, pasti ada kenangannya dong. Yap, kami berempat difoto pada saat meniup lilin bersama. Setelah tiup lilin, aku memotong kue dibantu oleh mama. Ada lima kue utama yang kuberikan khusus untuk orang yang kusayangi. Kue pertama kuberikan pada papa yang sudah lama tidak kujumpai. Kue kedua untuk mama, yang selalu setia bekerja untukku dan kak Chilva disaat papa jauh dari kami. Kue ketiga untuk kak Chilva, yang selalu baik padaku, mengajariku, dan yang cantik, begitu pula pintar. Kue keempat kuberikan untuk Christine, sahabatku yang selalu setia bersamaku, menemaniku, melindungiku, mengajariku di kala suka maupun duka.. Dan, kue yang kelima - kue terakhir, kuberikan untuk......................... Cecillia. Dia yang telah memberikanku motivasi, semangat, dukungan, dan yang membuatku bisa melakukan sihir yang seperti ia lakukan. Terima kasih untuk kelima orang tersayangku.. Aku akan selalu mengingat kalian, dan jasa kalian... Maaf, aku tak bisa memberikan lebih dari yang kalian lakukan padaku. I love you, all...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar